Semakin Mendesaknya Implementasi 4G LTE di Indonesia

Pengguna akses data pada tahun 2012 yang menggunakan jalur 2G hanya tinggal 16%, dan diperkirakan akan terus menurun dan pada tahun 2015 tersisa 5%. Sedangkan pengguna 3G dan LTE jika sudah diimplementasikan akan tumbuh dari 23% di 2012 menjadi 45% di 2015.

Hal tersebut didorong telah bergesernya lifestyle masyarakat dari voice dan sms ke arah mobile internet. Untuk menjawab keperluan tersebut maka Operator berlomba-lomba melakukan transformasi dari voice centric provider menjadi data centric provider.

Di era big data maka diperlukan teknologi yang dapat menyediakan high speed, full coverage, low latency dan full mobility, yang merata di semua tempat, baik di tempat kerja, di jalan maupun di tempat tinggal. Sebetulnya Telkom melalui wifi.id dan Indosat dengan Super WiFi-nya telah mulai menggelar Hotspot kecepatan tinggi, namun belum support full mobility.

Teknologi 4G LTE sangat cocok untuk menghadapi tantangan akan akses big data tersebut. LTE akan jauh lebih efisien dibandingkan teknologi mobile generasi sebelumnya. Terlebih, ketersediaan perangkat 4G juga telah tumbuh dua kali lipat di pasaran.

Telomsel dan Axis berencana menggelar uji coba lapangan teknologi LTE tahun ini, sehingga bisa dicoba oleh calon penggunanya. Operator tersebut telah mengajukan  ijin trial ke Regulator dengan menggunakan frekuensi 1800 MHz.

Dari sisi Regulator, Kominfo dan BRTI tengah menimbang alokasi frekuensi yang ideal untuk teknologi 4G, kalau tidak di frekuensi eksisting yang dimiliki Operator di frekuensi 1800 MHz, ada rencana juga menggunakan band frekuensi 700 MHz yang saat ini masih dipakai oleh siaran televisi analog.

Saat ini pemerintah sedang melakukan program digitalisasi televisi, yang nantinya akan menghapus televisi analog. Program ini akan selesai paling cepat di akhir 2017. Jadi, jikalau pemerintah dan operator seluler ingin menggelar LTE di 700MHz, harus menunggu hingga 2017, kelamaan :-).

Comments

Post a Comment