SoftBank Dikabarkan Bernegosiasi untuk Akuisisi DigitalBridge Senilai $2,58 Miliar, Memperkuat Infrastruktur Digital AI



SoftBank Group Corp. dilaporkan sedang dalam pembicaraan intensif untuk mengakuisisi DigitalBridge Group Inc., sebuah perusahaan ekuitas swasta yang berinvestasi pada aset vital seperti pusat data. Langkah strategis ini dilakukan sebagai upaya SoftBank untuk memanfaatkan lonjakan pesat yang didorong oleh Kecerdasan Buatan (AI) dalam kebutuhan infrastruktur digital global.

Menurut beberapa sumber yang mengetahui masalah ini dan meminta anonimitas karena sifat informasi yang rahasia, konglomerat Jepang tersebut tengah merundingkan potensi kesepakatan untuk membeli DigitalBridge yang terdaftar di Bursa Efek New York (NYSE) dan mengubah statusnya menjadi perusahaan tertutup (go private).

Reaksi Pasar dan Nilai Transaksi

Informasi mengenai pembicaraan akuisisi ini memicu reaksi signifikan di pasar saham. Saham DigitalBridge, yang sebelumnya telah mengalami penurunan sebesar 13% pada tahun tersebut, melonjak 45% dalam perdagangan di New York pada hari Jumat, menandai kenaikan satu hari terbesar yang pernah dicapai perusahaan. Saham ditutup pada US$14,12, memberikan perusahaan nilai pasar sekitar US$2,58 miliar.

Strategi Masayoshi Son dan Dorongan AI

Pendiri miliarder SoftBank, Masayoshi Son, berupaya keras untuk memanfaatkan permintaan yang melonjak untuk kapasitas komputasi—sebuah pondasi penting yang mendukung aplikasi kecerdasan buatan. Meskipun sebuah transaksi dapat terwujud dalam beberapa minggu mendatang, para sumber menekankan bahwa perundingan masih berlangsung, dan belum ada kepastian bahwa kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan akhir.

DigitalBridge, yang dipimpin oleh Chief Executive Officer Marc Ganzi, mengelola aset senilai sekitar US$108 miliar per akhir September. Portofolio perusahaan mencakup operator infrastruktur digital terkemuka, seperti AIMS, AtlasEdge, DataBank, Switch, Vantage Data Centers, dan Yondr Group.

Ric Prentiss, seorang analis riset dari Raymond James, dalam catatannya pada 30 Oktober, menyatakan bahwa akuisisi oleh manajer aset alternatif yang lebih besar dan memiliki skala serta infrastruktur penggalangan dana akan masuk akal dibandingkan DigitalBridge tetap berdiri sendiri. Prentiss menambahkan, "Kami merasa DigitalBridge akan mempertimbangkan penjualan, tetapi hanya dengan harga tunai dan persyaratan yang tepat (dan jauh lebih tinggi dari level saat ini)."

Latar Belakang Investasi dan Proyek Terkait

SoftBank memiliki pengalaman di sektor manajemen aset. Pada tahun 2017, perusahaan ini mengakuisisi Fortress Investment Group senilai lebih dari US$3 miliar, meskipun akhirnya SoftBank menjual sahamnya kepada sebuah grup yang mencakup dana kekayaan negara Abu Dhabi, Mubadala Investment Co., dan manajemen Fortress, dalam kesepakatan yang rampung pada tahun 2024.

Selain itu, SoftBank terlibat dalam proyek ambisius Stargate senilai US$500 miliar bersama OpenAI, Oracle Corp., dan MGX Abu Dhabi untuk membangun pusat data di Amerika Serikat. Meskipun Masayoshi Son menjanjikan untuk mengerahkan US$100 miliar "segera," implementasi proyek Stargate dilaporkan lebih lambat dari rencana, sebagian karena ketidaksepakatan mengenai lokasi pusat data.

Upaya SoftBank dalam membebaskan modal untuk inisiatif AI juga terlihat dari keputusan Son untuk menjual saham Nvidia Corp. senilai US$5,8 miliar baru-baru ini. Son secara emosional menyampaikan bahwa ia "menangis" saat harus menjual saham tersebut demi mengalokasikan kembali dana untuk pengeluaran AI lainnya.

Pada bulan September, SoftBank, OpenAI, dan Oracle mengumumkan rencana untuk lima lokasi pusat data baru di Texas, New Mexico, dan Ohio yang ditargetkan akan memiliki total kapasitas daya sebesar 7 gigawatt.

Hingga laporan ini disusun, perwakilan dari SoftBank maupun DigitalBridge menolak untuk memberikan komentar resmi mengenai perkembangan pembicaraan akuisisi. Buku: AI-Powered Strategic Management

Comments