Dunia pendidikan teknologi (EdTech) memasuki babak baru. Dua nama terbesar dalam industri pembelajaran daring, Coursera dan Udemy, resmi mengumumkan kesepakatan merger bersejarah pada hari Rabu (17/12/2025). Kesepakatan ini bernilai sekitar $2,5 miliar (sekitar Rp39,5 triliun) dan akan menyatukan kekuatan dua raksasa yang selama ini mendominasi pasar global.
Melalui transaksi saham penuh (all-stock transaction), Coursera akan mengakuisisi Udemy. Langkah ini dipandang sebagai momen krusial dalam evolusi pendidikan daring. Proses penggabungan ini ditargetkan selesai pada paruh kedua tahun 2026, setelah melewati tinjauan regulasi dan persetujuan pemegang saham.
Menjawab Keraguan Pasar dan Tantangan Ekonomi
Kesepakatan ini muncul di tengah situasi pasar yang menantang bagi kedua perusahaan. Meski Coursera dan Udemy sama-sama mencatat pertumbuhan pendapatan pada kuartal ketiga tahun 2025, harga saham keduanya justru mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan adanya krisis kepercayaan dari investor terhadap prospek platform edukasi pasca-pandemi.
Dengan bersatu, kedua perusahaan bertujuan untuk meyakinkan kembali para pemegang saham. Mereka percaya bahwa kekuatan gabungan ini akan memberikan pengembalian keuntungan segera sekaligus potensi pertumbuhan jangka panjang.
“Melalui kombinasi dengan Coursera, kami akan menciptakan manfaat nyata bagi para pelajar, pelanggan perusahaan, dan instruktur kami,” ujar Hugo Sarrazin, CEO Udemy. Ia juga menekankan bahwa merger ini akan memberikan nilai signifikan bagi pemegang saham yang nantinya akan berpartisipasi dalam potensi kenaikan nilai perusahaan gabungan tersebut.
Ambisi Menjadi Pusat Inovasi AI Global
Salah satu pendorong utama merger ini adalah percepatan adopsi Kecerdasan Buatan (AI). Sarrazin menyatakan bahwa penggabungan ini akan mempercepat rencana peluncuran produk-produk bertenaga AI.
Sebelum pengumuman ini, kedua perusahaan telah aktif berinovasi:
Coursera baru-baru ini mengumumkan integrasi dengan ekosistem aplikasi ChatGPT milik OpenAI serta kemitraan konten dengan Anthropic.
Udemy baru saja meluncurkan pengalaman microlearning bertenaga AI yang memberikan pelajaran singkat dan personal bagi siswa yang memiliki jadwal sibuk.
CEO Coursera, Greg Hart, menekankan urgensi adaptasi ini. “Kita berada di momen krusial di mana AI dengan cepat mendefinisikan ulang keterampilan yang dibutuhkan di setiap pekerjaan dan industri. Organisasi dan individu membutuhkan platform yang lincah untuk menguasai keterampilan baru yang terus bermunculan,” jelasnya.
Relevansi di Dunia Kerja: AI sebagai Syarat Mutlak
Data menunjukkan bahwa lowongan kerja yang membutuhkan keterampilan AI telah melonjak drastis dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan sebuah survei, satu dari tiga manajer perekrutan tidak akan mempertimbangkan kandidat yang tidak memiliki literasi AI.
Merger ini menempatkan entitas baru Coursera-Udemy pada posisi strategis untuk menjawab kebutuhan pasar kerja tersebut. Berikut adalah sinergi utama yang akan terbentuk:
| Keunggulan | Dampak Gabungan |
| Katalog Konten | Menggabungkan sertifikat universitas elit (Coursera) dengan keterampilan teknis praktis dari 85.000+ instruktur (Udemy). |
| Solusi Perusahaan | Platform tunggal bagi perusahaan untuk melakukan reskilling karyawan secara massal di bidang AI dan teknologi baru. |
| Teknologi Pembelajaran | Integrasi tutor AI personal (Coursera Coach) dengan modul pembelajaran mikro (Udemy). |
Masa Depan Industri
Perusahaan gabungan ini akan tetap bermarkas di Mountain View, California, dan beroperasi di bawah nama Coursera. Dengan total lebih dari 270 juta pelajar di seluruh dunia, merger ini tidak hanya tentang bertahan hidup di pasar saham, tetapi tentang menciptakan standar baru bagi masa depan tenaga kerja global di era kecerdasan buatan.
Sambil menunggu finalisasi kesepakatan pada 2026, industri kini menanti bagaimana "kekuatan super" baru ini akan mengubah lanskap kompetisi dengan pemain lain seperti LinkedIn Learning atau edX.
Comments
Post a Comment