Wharton Puncaki Peringkat FT 2025 Sekolah Bisnis Berdampak

Financial Times (FT) telah merilis FT Research Insights ranking 2025, sebuah pemeringkatan yang menilai penelitian akademik sekolah bisnis berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap para pengambil keputusan di dunia bisnis dan pemerintahan. Hasilnya, Wharton School, University of Pennsylvania, memimpin daftar tersebut, menunjukkan dominasi sekolah bisnis Amerika Serikat dalam menghasilkan riset yang relevan dan berpengaruh di luar lingkungan akademis.

Dominasi AS dalam Riset Berpengaruh

Menurut analisis FT, hampir separuh dari 50 institusi teratas dalam pemeringkatan ini berbasis di Amerika Serikat. Hal ini mencerminkan sumber daya yang besar dan keunggulan mereka dalam publikasi berbahasa Inggris.

Di belakang Wharton, Harvard Business School, Stanford Graduate School of Business, dan University of Chicago: Booth menempati posisi teratas. Di Eropa, Rotterdam School of Management, Erasmus University (peringkat 14), menjadi yang tertinggi, diikuti oleh Hong Kong University Business School dan University of Oxford: Saïd.

Dekan Wharton School, Erika James, menekankan pentingnya relevansi riset: "Sekolah bisnis harus melayani bisnis. Penelitian harus memiliki integritas akademik dan relevan dengan isu-isu dunia nyata yang ingin dipecahkan oleh industri."

Metodologi Pemeringkatan: Mengukur Dampak Nyata

Pemeringkatan FT ini berbeda dari metrik akademik tradisional. FT meneliti riset peer-reviewed berkualitas tinggi yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir dan diukur berdasarkan beberapa indikator dampak nyata, termasuk:

Wharton unggul secara keseluruhan, termasuk dalam kategori kutipan positif, konten terkait SDG, unduhan praktisi, dan referensi media sosial.

Kritik terhadap Riset Sekolah Bisnis

Pemeringkatan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa banyak riset sekolah bisnis terlalu teoritis dan kurang memiliki kegunaan di luar lingkungan kampus.

Profesor Andrew Hoffman dari Michigan Ross School of Business menyatakan, "Saya tidak akan mengatakan bahwa mayoritas penelitian berfokus pada masalah yang relevan untuk dunia saat ini."

Sejumlah pihak, termasuk AACSB (lembaga akreditasi berbasis di AS), mulai berupaya untuk memperluas definisi dan pengukuran dampak riset di luar metrik kutipan tradisional, menanggapi seruan agar sekolah bisnis lebih fokus pada kebutuhan lokal dan aplikasi praktis.

Namun, muncul pula argumen yang menyatakan bahwa menuntut dampak riset dapat melanggar kebebasan akademik dan sulit diukur. Profesor Yehuda Baruch (University of Southampton) dan Pawan Budhwar (Aston Business School) berpendapat bahwa akademisi sebaiknya fokus pada riset akademik yang ketat (rigorous), dan menyerahkan peran pengembangan praktik kepada pihak lain.

Secara keseluruhan, pemeringkatan FT 2025 ini memberikan sorotan penting pada pergeseran fokus sekolah bisnis global, menekankan bahwa nilai penelitian tidak hanya diukur dari pengakuan sesama akademisi, tetapi juga dari kontribusi nyatanya dalam membentuk dunia bisnis dan kebijakan publik.

Buku: AI-Powered Strategic Management

Comments