Pony.ai Tiongkok Berencana Melipatgandakan Armada Robotaxi Global hingga 3.000 Unit di 2026

Perusahaan teknologi kendaraan otonom asal Tiongkok, Pony.ai, mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka berencana untuk melipatgandakan ukuran armada robotaxi globalnya pada akhir tahun 2026. Langkah ini menandai percepatan pertumbuhan dan ambisi perusahaan di tengah persaingan teknologi otonom yang semakin ketat.

Pengumuman ini disampaikan bersamaan dengan laporan pendapatan kuartal ketiga perusahaan, yang menyoroti lonjakan pendapatan, kemitraan strategis internasional, serta investasi besar dalam produksi kendaraan masa depan.

Ekspansi Armada: Dari 900 ke 3.000

Dalam laporan kuartal ketiganya, Pony.ai mengungkapkan bahwa saat ini mereka mengoperasikan sekitar 961 robotaxi. Perusahaan menargetkan untuk membulatkan angka tersebut menjadi 1.000 unit pada akhir tahun ini.

Target jangka menengah perusahaan jauh lebih agresif: mereka bertujuan untuk melampaui 3.000 kendaraan pada akhir tahun 2026.

Saat ini, Pony.ai—yang sahamnya diperdagangkan secara publik di Bursa Nasdaq dan Bursa Efek Hong Kong—telah memperluas operasi komersialnya secara signifikan sepanjang tahun ini. Layanan robotaxi komersial (di mana penumpang dikenakan biaya perjalanan) kini telah tersedia di empat kota besar Tiongkok: Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen.

Ambisi Global: Masuk ke 8 Negara

Tidak hanya memperkuat posisi di dalam negeri, Pony.ai juga memiliki aspirasi besar untuk berekspansi ke luar perbatasan Tiongkok. Perusahaan sedang berupaya menembus pasar di delapan negara, termasuk Qatar dan Singapura.

Untuk memuluskan langkah global ini, Pony.ai menjalin kemitraan dengan perusahaan lokal serta raksasa ride-hailing internasional seperti Bolt dan Uber. Strategi ini memungkinkan Pony.ai memanfaatkan jaringan pengguna yang sudah ada untuk mempercepat adopsi teknologi mereka di pasar baru.

Kinerja Keuangan: Pendapatan Naik, Kerugian Melebar

Peningkatan layanan robotaxi memberikan dampak ganda: lonjakan pendapatan yang diiringi dengan kenaikan biaya operasional.

Lonjakan Pendapatan Pada kuartal ketiga, Pony.ai melaporkan total pendapatan sebesar $25,4 juta (sekitar Rp403 miliar), meningkat tajam sebesar 72% dibandingkan $14,8 juta pada periode yang sama tahun lalu. Manajemen Pony.ai menyatakan pertumbuhan ini didorong oleh layanan robotaxi dan lisensi teknologi. Berikut rincian sumber pendapatannya:

  • Robotruck (Truk Otonom): Menyumbang porsi terbesar dengan $10,2 juta.

  • Lisensi dan Aplikasi: Menyumbang $8,6 juta.

  • Layanan Robotaxi: Menyumbang $6,7 juta.

Tantangan Profitabilitas Meskipun pendapatan tumbuh, pengeluaran perusahaan masih melampaui pemasukan. Pony.ai mencatatkan rugi bersih sebesar $61,6 juta pada kuartal ketiga, meningkat 46% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.

Kendati demikian, pasar merespons positif terhadap pertumbuhan pendapatan dan rencana ekspansi perusahaan. Saham Pony.ai di Nasdaq tercatat melonjak lebih dari 6% setelah laporan pendapatan tersebut dirilis.

Posisi Kas dan Investasi Usaha Patungan dengan Toyota

Per 30 September, Pony.ai memiliki kas dan setara kas serta investasi jangka pendek sebesar $587,7 juta, menurun dari $747,7 juta pada kuartal kedua tahun ini.

Pony.ai menjelaskan bahwa separuh dari penurunan kas tersebut disebabkan oleh pengeluaran kas satu kali (one-off cash outflow), yang mencakup investasi ke dalam usaha patungan (joint venture) dengan Toyota. Investasi strategis ini ditujukan untuk mendukung produksi dan penyebaran kendaraan Gen-7 (Generasi ke-7) mereka, yang digadang-gadang memiliki biaya produksi lebih efisien untuk skala massal.

Buku: AI-Powered Strategic Management

Comments