
Artikel yang dimuat di Where's Your Ed At oleh Ed Zitron menyoroti masalah kritis dan kontroversial seputar investasi besar-besaran perusahaan Big Tech dalam bidang Kecerdasan Buatan (AI). Inti dari argumennya adalah bahwa raksasa teknologi perlu menghasilkan pendapatan AI sebesar $2 triliun pada tahun 2030, atau investasi modal (Capex) mereka saat ini pada dasarnya akan sia-sia.
Investasi AI: Lebih dari Setengah Triliun Dolar
Menurut Ed Zitron, Big Tech telah menghabiskan lebih dari $605 miliar dalam belanja modal sejak tahun 2023, yang sebagian besar dialokasikan untuk membeli Graphics Processing Units (GPU) canggih dari NVIDIA. Namun, masalah utamanya adalah kurangnya pendapatan yang nyata dan keuntungan dari layanan AI yang mereka jual.
"Setiap dolar belanja modal yang dibakar untuk AI saat ini malah membuat perusahaan-perusahaan ini semakin terpuruk dalam lubang."
Penyusutan dan Biaya GPU: Biaya GPU disebar selama bertahun-tahun pendapatan, menggerogoti laba bersih. Dalam banyak kasus, pendapatan AI yang dilaporkan perusahaan Big Tech lebih rendah daripada biaya penyusutan (depreciation) itu sendiri.
Margin Negatif: Laporan menunjukkan bahwa GPU generasi terbaru bahkan memiliki margin kotor negatif 100% karena biaya pemasangan dan waktu yang dibutuhkan, yang mengindikasikan bahwa perusahaan merugi pada tahap awal operasional.
Batas Waktu dan Penurunan Nilai: GPU memiliki batas waktu operasional; banyak dari perangkat keras ini akan "end-of-life" dalam waktu sekitar empat tahun, yang kemungkinan akan menyebabkan miliaran dolar dalam bentuk penurunan nilai aset (impairment charges) ketika dijual.
Gelembung Utang AI: Tanpa Bukti Potensi Pendapatan
Zitron juga berpendapat bahwa gelembung AI adalah gelembung utang. Untuk membiayai ambisi AI mereka, perusahaan seperti Meta, Google, Oracle, Amazon, dan Microsoft telah menambah ratusan miliar dolar dalam bentuk utang dan sewa, tanpa memberikan bukti nyata mengenai potensi pendapatan di masa depan. Pendanaan ini sudah tidak lagi berasal dari arus kas bebas (free cash flow) mereka.
Target Pendapatan yang Harus Dicapai Big Tech
Untuk membenarkan pengeluaran modal yang fantastis ini, setiap raksasa teknologi harus mencapai target pendapatan AI yang sangat tinggi pada tahun 2030:
Microsoft: Membutuhkan pendapatan AI baru sebesar $344 miliar+ pada tahun 2030. Selain itu, kepemilikan saham mereka sebesar 27% di OpenAI berarti mereka harus menanggung kerugian miliaran dolar setiap kuartal sampai OpenAI menjadi menguntungkan. Microsoft telah berhenti melaporkan pendapatan AI mereka sejak Januari.
Meta: Membutuhkan pendapatan AI sebesar $234,7 miliar+ pada tahun 2030, dan saat ini tampaknya tidak memiliki pendapatan AI sama sekali.
Kesimpulannya, saat ini semua orang merugi pada AI—setiap startup, setiap hyperscaler (penyedia layanan cloud skala besar)—kecuali mereka yang menjual GPU atau server dengan GPU. Big Tech telah menanamkan lebih dari setengah triliun dolar ke dalam teknologi ini hanya untuk mengalami kerugian, menurut analisis Zitron.
Masa Depan AI: Infrastruktur atau Janji Kosong?
Artikel ini secara tajam mengkritik euforia AI, menunjukkan bahwa teknologi ini saat ini beroperasi pada model "keajaiban" yang berbiaya sangat tinggi. Penulis berpendapat bahwa teknologi yang matang harusnya terlihat seperti infrastruktur yang lebih kecil, lebih andal, dan jauh lebih membosankan—berfokus pada penyelesaian masalah, bukan sekadar tampil keren.
Comments
Post a Comment