Mewujudkan "Kampung Haji": Danantara Indonesia Angkat Kenyamanan Jemaah di Tanah Suci

Inisiatif ambisius untuk meningkatkan kenyamanan dan layanan bagi jemaah haji dan umrah Indonesia di Tanah Suci semakin mendekati kenyataan. Melalui proyek "Kampung Haji", Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), bekerja sama dengan mitra strategis dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), memproyeksikan pembangunan kawasan terpadu di Makkah.

Gagasan besar ini diungkapkan oleh CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, saat menjadi pembicara kunci dalam forum The 7th International Hajj Fund Forum di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Solusi untuk Tantangan Jemaah Indonesia

Indonesia, sebagai negara dengan kuota haji terbesar di dunia, menghadapi tantangan unik dalam melayani jemaahnya. Data menunjukkan bahwa masa tunggu keberangkatan yang panjang berdampak pada meningkatnya jumlah jemaah haji berusia lanjut, yang memerlukan pendampingan intensif serta fasilitas yang ramah lansia.

Lebih lanjut, mayoritas jemaah Indonesia merupakan perjalanan pertama ke luar negeri. Mereka seringkali menghadapi tantangan logistik, bahasa, dan adaptasi terhadap budaya asing.

Menjawab tantangan tersebut, "Kampung Haji" dirancang untuk menjadi "kehangatan rumah di Tanah Suci." Kawasan ini tidak hanya menawarkan akomodasi, tetapi juga dirancang untuk membawa kehangatan Nusantara dan fasilitas terbaik yang memadukan layanan kelas dunia dengan dukungan komprehensif.

Proyeksi Luas dan Lokasi Strategis

Danantara Indonesia memproyeksikan pembangunan Kampung Haji ini akan menempati lahan seluas 80 hektare di Arab Saudi. Dengan luasan tersebut, kawasan ini diperkirakan mampu menampung hingga 200.000 jemaah haji dan umrah Indonesia.

Lokasi yang dipilih pun sangat strategis, yaitu berjarak sekitar 2-3 kilometer dari Masjidil Haram, memberikan kemudahan akses bagi jemaah untuk beribadah.

Komitmen Pendanaan dan Ekosistem Halal Global

Rosan Roeslani menegaskan bahwa Danantara Indonesia akan menanggung penuh pendanaan awal proyek ini, termasuk untuk pengadaan lahan. Selanjutnya, pembangunan akan dilakukan melalui kolaborasi dengan BPKH dan berbagai pihak terkait, sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) yang menjadi landasan kerja sama lintas sektor.

Lebih dari sekadar akomodasi, proyek "Kampung Haji" juga memiliki visi untuk menjadi gerbang globalisasi ekosistem halal Indonesia. Proyek ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai sektor, termasuk:

  • Makanan Halal (#4 Dunia)

  • Busana Muslim (#1 Dunia)

  • Wisata Ramah Muslim (#2 Dunia)

  • Farmasi & Kosmetik Halal (#2 Dunia)

  • Keuangan Syariah (#6 Dunia)

  • Media & Rekreasi Muslim (#7 Dunia)

Melalui inisiatif ini, Rosan berharap "Kampung Haji" akan menjadi 'showcase' untuk Indonesia, bahkan untuk kawasan ASEAN, dalam menghadirkan ekosistem pelayanan haji dan umrah yang modern dan mandiri, sekaligus mendukung visi Indonesia sebagai Global Hajj Hub.

Kampung Haji Indonesia ditargetkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2028. Saat ini, fokus utama Danantara adalah mematangkan proses perizinan dan kepemilikan lahan, mengingat kepemilikan properti oleh pihak asing merupakan hal yang relatif baru di Arab Saudi.

Buku: AI-Powered Strategic Management

Comments