Indonesia telah memantapkan posisinya sebagai kekuatan besar dalam ekonomi digital Asia Tenggara, dengan pasar iklan digital yang berada pada jalur pertumbuhan yang kokoh. Dipacu oleh dominasi penggunaan perangkat mobile dan konsumsi konten video yang tinggi, pasar ini terus berkembang, menciptakan arena yang kompleks dan kompetitif bagi pemain global maupun lokal.
Skala dan Pertumbuhan Pasar yang Signifikan
Pada tahun 2024, nilai pasar iklan digital Indonesia diperkirakan mencapai $3,05 Miliar, setara dengan sekitar Rp 48 Triliun. Proyeksi pertumbuhannya menunjukkan tren yang stabil dan signifikan, dengan Projected Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 5,77% untuk periode 2024–2029. Dengan laju ini, pasar diproyeksikan akan mencapai $4,04 Miliar atau sekitar Rp 63 Triliun pada tahun 2029.
Format Iklan dan Saluran Pertumbuhan Tercepat
Saat ini, iklan Video adalah format yang paling dominan dalam pangsa belanja iklan (Ad Spend Share). Sementara itu, media sosial mengalami ekspansi paling pesat, didorong oleh platform yang mendominasi interaksi pengguna seperti TikTok dan Instagram.
Berdasarkan Compound Annual Growth Rate (CAGR) hingga tahun 2030, empat saluran iklan yang diproyeksikan tumbuh paling cepat adalah:
Digital OOH (Out-of-Home)
Connected TV (CTV)
Social Media
Video
Pendorong Utama Pertumbuhan
Terdapat tiga kekuatan utama yang mendorong maju pasar iklan digital di Indonesia:
Dominasi Mobile: Sebanyak 68,8% dari belanja iklan digital dilakukan pada perangkat mobile, yang merefleksikan basis konsumen yang mengutamakan mobile (mobile-first).
Lonjakan E-commerce: Sektor E-commerce menyumbang 22,5% dari total belanja iklan, menjadikannya vertikal kontributor terbesar.
Konsumsi Video: Lebih dari 90% pengguna internet menonton video online setiap minggu, yang secara langsung memicu pertumbuhan iklan video.
Selain E-commerce, vertikal belanja iklan teratas lainnya adalah FMCG & Retail, Media & Entertainment, dan Financial Services.
Arena Digital: Pemain Kunci dan Ekosistem Ad Tech
Ekosistem periklanan digital di Indonesia sangat kompetitif, melibatkan pengiklan, agensi, raksasa teknologi global, dan para jawara lokal, yang semuanya bersaing untuk mendapatkan perhatian dari lebih dari 185 juta pengguna internet di Indonesia.
1. Platform Global dan Raksasa Pendapatan Iklan
Raksasa teknologi global mendominasi pendapatan iklan melalui platform mereka:
Google (Alphabet), termasuk Search dan YouTube.
Meta Platforms, mencakup Facebook dan Instagram.
ByteDance (TikTok).
Selain itu, platform E-commerce/Retail Media seperti Shopee Ads dan Lazada Sponsored Solutions juga memiliki peran dominan.
2. Jawara Lokal (Local Champions)
Pemain lokal yang kuat dan menjadi motor penggerak ekonomi digital meliputi:
GoTo (Gojek, Tokopedia): Ekosistem terintegrasi dari layanan on-demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia), dan teknologi finansial (GoTo Financial). Perusahaan ini mendukung UMKM, menyediakan akses finansial yang inklusif, dan berkontribusi signifikan pada nilai ekonomi nasional.
Shopee.
Emtek (Vidio).
IDN Media.
3. Perusahaan Ad Tech Lokal dan Berbasis Data
Sejumlah perusahaan Ad Tech (Teknologi Periklanan) lokal berfokus pada pemanfaatan data untuk efisiensi iklan:
AdXelerate (Telkom Group/MDMedia & Telkomsel): Platform programmatic advertising yang memanfaatkan big data Telkomsel, menargetkan audiens dengan lebih presisi dan menjangkau lebih dari 150 juta konsumen resmi Telkomsel.
Alternative Media Group (AMG): Pelopor place-based Digital Out-of-Home (DOOH) Media, berfokus pada media LCD indoor di lokasi komersial seperti gedung perkantoran, apartemen, dan bandara.
StickEarn: Perusahaan yang merevolusi periklanan luar ruang (OOH), mengubah sarana transportasi menjadi moving billboard terukur, serta menyediakan Digital Out-of-Home (DOOH) dan Adtech.
Adplus: Perusahaan ad-network yang berfokus pada pasar lokal, kini telah rebranding menjadi FSN Indonesia setelah diakuisisi, dan terus mengembangkan produk teknologi periklanan mutakhir.
Prospek Masa Depan
Gelombang pertumbuhan pasar iklan digital berikutnya akan dibentuk oleh inovasi teknologi dan perubahan perilaku konsumen.
Integrasi AI (Artificial Intelligence): AI Generatif akan merevolusi kreativitas iklan dan hyper-personalisasi, sementara machine learning akan mengoptimalkan kinerja kampanye secara real-time.
Connected TV (CTV): Seiring meningkatnya adopsi smart TV dan platform Over-The-Top (OTT), iklan CTV akan menjadi saluran penting untuk menjangkau audiens rumah tangga dengan presisi digital.
Data Pihak Pertama (First-Party Data): Dengan hilangnya third-party cookies, merek yang mampu membangun dan memanfaatkan data pelanggan mereka sendiri akan mendapatkan keunggulan kompetitif yang signifikan.
Kebangkitan Social Commerce: Perpaduan antara media sosial dan e-commerce akan terus berlanjut, menjadikan platform seperti TikTok dan Instagram semakin penting untuk penjualan langsung dan periklanan.
Secara keseluruhan, ekosistem periklanan digital Indonesia adalah pasar yang dinamis dan berorientasi pada masa depan, dengan inovasi berbasis data dan penguasaan platform mobile-video sebagai kunci untuk memenangkan persaingan.
.png)
Comments
Post a Comment