Meta Berinvestasi Besar dalam AI, Diiringi Kontroversi dan Protes Publik

image source: bbc

Meta, perusahaan induk Facebook, baru-baru ini memperluas portofolio produknya dengan meluncurkan jajaran kacamata pintar yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI). Namun, peluncuran ini tidak luput dari tantangan, terutama terkait isu keselamatan anak dan pengawasan publik yang terus meningkat.

Di New York, sekelompok aktivis dan anggota keluarga korban bunuh diri melakukan protes di luar kantor pusat Meta. Mereka menuntut perusahaan untuk menerapkan perlindungan yang lebih ketat bagi pengguna di bawah umur. Protes ini muncul setelah dua mantan peneliti keselamatan Meta, Jason Sattizahn dan Cayce Savage, memberikan kesaksian di hadapan Senat AS. Keduanya mengklaim bahwa Meta telah menyembunyikan potensi bahaya dari produk realitas virtual (VR) mereka terhadap anak-anak. Mereka juga menuduh perusahaan memerintahkan peneliti internal untuk menghindari penelitian yang dapat menghasilkan bukti bahaya tersebut. Menanggapi tuduhan ini, Meta telah membantah dan menyebut klaim tersebut "tidak masuk akal."

Superintelligence sebagai Visi Jangka Panjang

Terlepas dari kontroversi yang ada, CEO Meta, Mark Zuckerberg, tetap berfokus pada visi jangka panjang perusahaan. Ia mengumumkan bahwa Meta akan mengembangkan "superintelligence," sebuah teknologi AI yang diharapkan mampu melampaui kemampuan berpikir manusia.

Visi ini didukung oleh investasi yang masif. Zuckerberg menyatakan bahwa perusahaan akan menghabiskan ratusan miliar dolar untuk membangun pusat data AI yang sangat besar di Amerika Serikat. Salah satu fasilitas yang direncanakan dikabarkan akan memiliki luas hampir sama dengan seluruh wilayah Manhattan. Investasi ini juga mencakup upaya perekrutan besar-besaran untuk menarik talenta-talenta terbaik dari perusahaan pesaing.

Kacamata Pintar sebagai Ujung Tombak AI

Dalam strategi ini, kacamata pintar menjadi perangkat utama untuk mengintegrasikan AI ke dalam kehidupan sehari-hari. Model terbaru, Meta Ray-Ban Display, dibanderol seharga $799. Perangkat ini menawarkan fitur canggih, seperti layar resolusi tinggi dan kamera 12-megapiksel, menjadikannya produk paling mutakhir dari Meta.

Namun, harga yang jauh lebih tinggi ini menimbulkan keraguan di kalangan analis. Leo Gebbie dari CCS Insight menyatakan skeptisismenya terhadap model Display, karena harganya mungkin tidak sepopuler pendahulunya. Ia berpendapat bahwa model lain yang lebih terjangkau, seperti Oakley Meta Vanguard ($499) dan Ray-Ban Meta generasi kedua ($379), mungkin akan lebih diterima pasar.

Secara keseluruhan, Meta tengah menavigasi masa transisi yang kompleks. Di satu sisi, perusahaan ini memimpin perlombaan inovasi AI. Di sisi lain, mereka menghadapi tuntutan publik yang signifikan terkait tanggung jawab sosial dan etika, terutama dalam hal perlindungan terhadap penggunanya. 

Buku: AI-Powered Strategic Management

Comments