Setelah kebuntuan selama bertahun-tahun, administrasi Presiden Trump dan pemerintah Tiongkok akhirnya mencapai kesepakatan yang memungkinkan TikTok untuk terus beroperasi di Amerika Serikat. Pengumuman ini disampaikan pada hari Senin oleh para pejabat administrasi setelah serangkaian perundingan perdagangan tingkat tinggi yang diadakan di Madrid, yang bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran keamanan nasional AS terkait kepemilikan aplikasi media sosial tersebut oleh Tiongkok.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengumumkan bahwa "kesepakatan kerangka kerja" telah tercapai, dan Presiden Trump dijadwalkan akan mengadakan percakapan dengan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, pada hari Jumat untuk merampungkan detailnya. Percakapan ini dipandang sebagai pendahulu penting dari pertemuan tatap muka antara kedua pemimpin yang telah diupayakan selama berbulan-bulan. "Tanpa kepemimpinan dan pengaruh yang diberikan oleh Presiden Trump, kami tidak akan mampu mencapai kesepakatan ini hari ini," ujar Bessent, menyoroti peran sentral Trump dalam proses negosiasi.
Meskipun pembeli yang didukung oleh AS belum secara resmi diumumkan, secara luas spekulasi mengarah pada kelompok yang dipimpin oleh Larry Ellison, ketua eksekutif Oracle. Ellison, yang merupakan pendukung setia Trump, telah lama disebut-sebut sebagai kandidat utama. Pada bulan Januari, Trump sendiri secara terbuka mendukung Ellison untuk mengakuisisi aset-aset TikTok di AS, memperkuat keyakinan bahwa kesepakatan ini akan melibatkan tokoh-tokoh yang memiliki hubungan dekat dengan administrasi saat ini.
Di pihak Tiongkok, negosiator perdagangan utama, Li Chenggang, membenarkan bahwa kedua belah pihak telah mencapai "konsensus kerangka kerja dasar" untuk menyelesaikan masalah TikTok. Dia menambahkan bahwa kesepakatan ini akan membantu mengurangi hambatan investasi dan meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Laporan juga menyebutkan bahwa Tiongkok telah menyetujui "penggunaan hak kekayaan intelektual seperti algoritma" TikTok, sebuah poin penting yang sebelumnya menjadi salah satu hambatan terbesar dalam negosiasi.
Latar Belakang dan Konteks Perundingan
Kesepakatan ini menandai titik balik yang signifikan setelah upaya panjang untuk menangani aplikasi tersebut. Sebelumnya, undang-undang bipartisan yang disahkan oleh Kongres dan ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden melarang TikTok di AS, kecuali pemiliknya yang berbasis di Tiongkok, ByteDance, melepaskan sahamnya.
Persepsi Trump terhadap TikTok mengalami perubahan. Awalnya ia mendukung pelarangan, namun kemudian memandangnya sebagai alat penting yang berkontribusi pada kemenangan pemilu 2024. Setelah kembali menjabat, Trump telah beberapa kali memperpanjang tenggat waktu yang ia tetapkan sendiri untuk mencapai kesepakatan, sebuah langkah yang dikritik oleh beberapa pihak karena dianggap menggagalkan kehendak Kongres.
Kandidat Pembeli dan Implikasi Strategis
Selama proses negosiasi, beberapa kelompok investasi telah menyatakan minatnya untuk membeli TikTok, termasuk konsorsium yang dipimpin oleh Frank McCourt dan Kevin O’Leary. Namun, tawaran mereka yang ingin mengakuisisi aset tanpa algoritma utama dinilai kurang layak, mengingat harga TikTok yang diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar. Hal ini membuat Oracle, dengan pengalaman sebagai penyedia data cloud TikTok di AS sejak 2020, dan Larry Ellison sebagai pemimpinnya, menjadi kandidat yang paling mungkin dan kredibel.
Kesepakatan mengenai TikTok ini juga memiliki implikasi geopolitik yang lebih luas. Para pejabat AS menyatakan bahwa penyelesaian masalah TikTok ini adalah prasyarat untuk pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping. Dengan adanya kesepakatan ini, pertemuan tatap muka pertama antara kedua pemimpin selama masa jabatan kedua Trump, yang berpotensi terjadi saat kunjungan Trump ke Asia pada akhir Oktober, menjadi lebih mungkin. Kesepakatan ini tidak hanya mengakhiri perselisihan yang berkepanjangan, tetapi juga membuka jalan bagi dialog tingkat tinggi yang sangat dinantikan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Comments
Post a Comment