Dalam perlombaan global untuk menguasai teknologi antarmuka otak-komputer (Brain-Computer Interface - BCI), perhatian dunia sering kali tertuju pada Neuralink besutan Elon Musk. Namun, di balik bayang-bayang raksasa teknologi AS tersebut, Tiongkok diam-diam membangun ekosistem neurotech yang ambisius, dengan sejumlah startup inovatif yang bertekad menyaingi, bahkan melampaui, kemajuan Neuralink.
Pemerintah Tiongkok telah menetapkan BCI sebagai prioritas strategis, meluncurkan kebijakan yang menargetkan terobosan teknologi signifikan pada tahun 2027 dan kepemimpinan global pada tahun 2030. Dukungan kuat dari negara ini, yang mencakup pendanaan besar dan fasilitasi uji klinis, telah memicu lonjakan pertumbuhan di sektor ini. Hasilnya, startup-startup Tiongkok kini tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga menunjukkan inovasi unik yang menantang dominasi Neuralink.
Salah satu pemain kunci dalam arena ini adalah NeuroXess, yang didirikan pada tahun 2021 oleh Tiger Tao, seorang ilmuwan terkemuka yang sebelumnya mengepalai institut riset teknologi informasi top di Tiongkok. NeuroXess menjadi berita utama setelah berhasil mencapai decoding waktu nyata dari fungsi motorik dan bahasa dalam uji coba pada manusia. Sebuah terobosan signifikan yang memungkinkan pasien yang lumpuh untuk berbicara dalam bahasa Mandarin hingga 300 kata per menit, jauh di atas rata-rata orang sehat. Perusahaan ini dikenal karena pendekatannya yang kurang invasif, menggunakan teknologi berbasis sutra yang memungkinkan penempatan implan lebih lembut dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan implan yang lebih dalam.
Selain NeuroXess, ada juga NeuCyber NeuroTech, sebuah startup yang berafiliasi dengan Chinese Institute for Brain Research (CIBR) di Beijing. NeuCyber telah mengembangkan chip otak nirkabel semi-invasif bernama Beinao-1. Chip seukuran koin ini telah diujikan pada beberapa pasien dengan kondisi seperti ALS dan stroke, membantu mereka mengendalikan kursor komputer dan bahkan mengoperasikan aplikasi di ponsel hanya dengan pikiran. Kecepatan NeuCyber dalam melakukan uji coba pada manusia juga menunjukkan ambisi besar Tiongkok untuk mengumpulkan data pasien dan mempercepat penelitian.
Meskipun Neuralink sering kali menjadi sorotan publik berkat sosok Musk dan demonstrasi yang sensasional, startup-startup Tiongkok ini beroperasi dengan model yang berbeda. Mereka tidak hanya mengandalkan keberanian wirausaha, tetapi juga memanfaatkan perencanaan terpusat dan sumber daya pemerintah yang melimpah. Model ini memungkinkan percepatan riset dan uji coba klinis, menempatkan mereka dalam posisi yang kuat untuk menjadi pemain global.
Persaingan di sektor neurotech bukan hanya tentang siapa yang tercepat dalam mengembangkan teknologi, tetapi juga siapa yang bisa membawa produk ke pasar secara efektif dan aman. Dengan dukungan kebijakan, pendanaan yang kuat, dan fokus pada aplikasi klinis serta konsumen, startup-startup Tiongkok seperti NeuroXess dan NeuCyber membuktikan bahwa perlombaan BCI jauh dari kata selesai. Mereka secara konsisten menunjukkan kemajuan yang nyata, mengikis keunggulan yang dimiliki Neuralink, dan menetapkan diri sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan dalam revolusi antarmuka otak-komputer global.

Comments
Post a Comment