Transformasi Fundamental BUMN oleh Danantara untuk Kontribusi Rp 800 Triliun

Dalam pidato kenegaraan saat penyampaian Nota Keuangan Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2026 di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2025) lalu, Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto, menegaskan harapannya pada Danantara. Beliau menargetkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat meningkatkan kontribusi terhadap keuangan dan pertumbuhan ekonomi negara hingga mencapai Rp 800 triliun, setara 50 miliar dolar AS.

Tantangan yang Dihadapi BUMN

Menurut Doni Oskaria, COO Danantara, pencapaian target tersebut bukan hal mudah. Saat ini, dari 1.046 perusahaan BUMN yang dikelola, banyak yang menghadapi tantangan signifikan:

  • 97% dividen BUMN hanya disumbangkan oleh 8 perusahaan.

  • 52% perusahaan BUMN mengalami kerugian.

  • Inefisiensi pengelolaan menyebabkan kerugian sekitar Rp 50 triliun per tahun.

Empat Langkah Strategis Danantara

Untuk mengatasi masalah tersebut dan mewujudkan target yang dicanangkan Presiden, Danantara melakukan empat tahapan reformasi fundamental:

  1. Peninjauan Bisnis Menyeluruh (Fundamental Business Review) Tahap ini melibatkan evaluasi mendalam terhadap setiap BUMN. Sebagai contoh, ditemukan ada 18 perusahaan logistik dan 15 perusahaan asuransi BUMN yang skalanya kecil dan tidak memberikan manfaat besar.

  2. Konsolidasi Bisnis Berdasarkan hasil peninjauan, Danantara akan merestrukturisasi perusahaan dengan tujuan mengurangi jumlah BUMN dari 1.046 menjadi 228 perusahaan yang lebih kompetitif. Proses ini akan mencakup sekitar 300 merger dan akuisisi, serta spin-off (pemisahan bisnis) agar setiap perusahaan lebih fokus pada kompetensi intinya, seperti Pertamina yang memisahkan bisnis non-inti seperti hotel dan rumah sakit.

  3. Penataan Tata Kelola dan Pembukuan Danantara juga memperbaiki sistem akuntansi, di mana beberapa perusahaan harus mengoreksi ulang laporan keuangan mereka. Hal ini penting untuk membangun fondasi yang kokoh demi mencapai target.

  4. Profesionalisasi Penunjukan Direksi dan Komisaris Penunjukan direksi saat ini dilakukan oleh tim profesional Danantara tanpa intervensi Presiden. Mekanisme ini memastikan orang yang tepat ditempatkan sesuai kebutuhan transformasi perusahaan. Contoh suksesnya adalah penempatan mantan CEO Coca-Cola dan profesional dari Unilever untuk memperbaiki kinerja Semen Indonesia yang sebelumnya mengalami penurunan laba drastis.

Hingga saat ini, sekitar 50-60% dari 1.046 perusahaan telah diaudit, dengan prioritas pada perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar bagi ekonomi. Dengan reformasi ini, Danantara bertujuan menciptakan BUMN yang lebih efisien, transparan, dan mampu memberikan kontribusi maksimal bagi pembangunan nasional.

Buku: AI-Powered Strategic Management

Comments