![]() |
image credit: detik.com |
Telkom Group baru-baru ini meluncurkan inisiatif ambisius, Telkom AI Center of Excellence (CoE), sebagai respons terhadap pertumbuhan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Inisiatif ini menandai langkah strategis Telkom untuk memperkuat ekosistem AI nasional melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari akademisi, startup, hingga pelaku bisnis. Telkom tidak ingin ketinggalan dalam perlombaan AI dan melihat CoE ini sebagai wadah kolaborasi.
Peluncuran Telkom AI Center of Excellence diadakan di sela-sela acara Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 2025, yang diselenggarakan oleh anak perusahaan Telkom, Telin. Konferensi tahunan ke-10 ini berlangsung pada 26-29 Agustus 2025 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, dengan tema 'Igniting Tomorrow's Digital Evolution'. Peluncuran CoE secara resmi ditandai dengan penandatanganan MoU dengan puluhan mitra, mulai dari hyperscaler hingga startup pada Kamis, 28 Agustus.
Direktur IT Digital Telkom, Faizal Rochmad Djoemadi, menyatakan bahwa Telkom Solution telah menerima banyak permintaan dari konsumen untuk solusi AI. Karena solusi ini tidak dapat dikerjakan sendiri, kolaborasi menjadi sangat penting. "Ini driven by demand," kata Faizal. Menurutnya, Telkom telah melakukan asesmen dan menyimpulkan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak seperti penyedia teknologi, penyedia solusi, platform, dan startup sangat dibutuhkan.
Empat Pilar Utama untuk Ekosistem AI yang Kuat
Telkom AI Center of Excellence dibangun di atas empat pilar utama yang dirancang untuk menciptakan sinergi dan memfasilitasi inovasi. Pilar-pilar ini mencerminkan pendekatan holistik yang tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia dan jembatan antara riset dengan implementasi. Berikut adalah empat pilar tersebut:
AI Campus: Pilar ini berfokus pada kolaborasi dengan universitas. Tujuannya adalah untuk mendorong riset dan pengembangan AI di lingkungan akademis, memastikan adanya aliran talenta dan pengetahuan yang berkelanjutan. Kemitraan ini akan memfasilitasi pertukaran ide dan proyek penelitian yang relevan dengan kebutuhan industri.
AI Hub: AI Hub berfungsi sebagai pusat solusi AI. Di sini, berbagai solusi AI akan dikembangkan dan diuji untuk memenuhi kebutuhan spesifik pasar, baik untuk konsumen maupun korporasi. Ini adalah tempat di mana konsep-konsep AI diubah menjadi produk dan layanan nyata yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
AI Connect: Pilar ini bertujuan untuk menjembatani praktisi AI dengan para pebisnis. Dengan adanya platform ini, pelaku industri dapat menemukan solusi AI yang sesuai dengan tantangan bisnis mereka, sementara para praktisi bisa mendapatkan kesempatan untuk mengimplementasikan inovasi mereka di dunia nyata. Rencananya, AI Connect akan hadir di sembilan kota di seluruh Indonesia untuk memastikan jangkauan yang lebih luas.
AI Playground: Ini adalah wadah khusus bagi startup. Melalui AI Playground, startup memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan Telkom dan mendapatkan dukungan untuk mengembangkan ide-ide inovatif mereka. Ini adalah ruang untuk bereksperimen dan menguji coba teknologi AI baru dalam lingkungan yang suportif.
Faizal menambahkan bahwa pengembangan AI saat ini didominasi oleh kolaborasi, bukan kompetisi, karena kebutuhan pasar jauh lebih tinggi daripada suplai. Ia bahkan menyebut Telkom berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo Hutchison untuk pemanfaatan GPU yang digunakan untuk melatih AI. Yang terpenting, komitmen untuk menjaga kepercayaan, perlindungan data pribadi, dan keamanan siber harus diutamakan. "Setiap mitra memiliki keunikan. Semua berkolaborasi, kuncinya nanti siapa yang paling dekat dengan konsumen," ujarnya.
Mendorong Pemanfaatan AI di Berbagai Sektor
Peluncuran Telkom AI Center of Excellence dilatarbelakangi oleh tingginya permintaan pasar akan solusi AI, yang terlihat dari pertumbuhan pasar AI yang mencapai 30%. Telkom melihat potensi besar dalam penerapan AI, tidak hanya di sektor-sektor besar tetapi juga di kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Direktur Enterprise dan Business Service Telkom, Veranita Yoshepine, mengatakan bahwa solusi digital berkembang jauh lebih cepat dari rata-rata industri lain. Dengan Telkom Enterprise dan Business baru menyumbang 20% dari pendapatan Telkom, masih ada peluang besar untuk tumbuh.
Vera mengatakan Telkom memberikan "orkestrasi solusi," di mana solusi AI dikembangkan untuk konsumen dan perusahaan. Telkom AI Center of Excellence membidik beberapa sektor prioritas:
Manufaktur: Sektor ini membutuhkan otomasi untuk meningkatkan efektivitas analisis data dan komputasi.
Perbankan: Kebutuhan nasabah yang terus berkembang membutuhkan solusi AI untuk keamanan data dan jaringan.
Ritel: Sektor ini membutuhkan solusi AI untuk efisiensi distribusi barang di seluruh Indonesia.
"Mereka pakai solusi konektivitas. Analisa dan computing bisa lebih efektif kalau memakai AI. Pasar AI tumbuh 30% artinya permintaan itu ada. Bahkan untuk UMKM pun banyak yang bisa dikembangkan dengan solusi AI," pungkas Vera.
Inisiatif Telkom ini tidak hanya bertujuan untuk menjadi pemain utama dalam AI, tetapi juga untuk memposisikan Indonesia sebagai pusat inovasi AI di Asia Tenggara. Telkom AI Center of Excellence adalah bukti nyata dari komitmen Telkom untuk membangun masa depan digital yang lebih cerah, di mana teknologi AI menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Comments
Post a Comment