GPT-5: Menjadi Lebih "Ramah" di Tengah Kritik Pengguna

OpenAI, perusahaan di balik fenomena ChatGPT, kembali menjadi sorotan dengan peluncuran model bahasa terbarunya, GPT-5. Namun, alih-alih sambutan hangat, peluncuran ini justru diwarnai oleh beragam reaksi, terutama di media sosial. Banyak pengguna merasa GPT-5 lebih "dingin" dan kurang kreatif dibandingkan pendahulunya, GPT-4o. Menanggapi gelombang kritik ini, OpenAI kini berupaya membuat GPT-5 menjadi lebih "ramah."

Kritik dan Kekecewaan Pengguna

Beberapa hari setelah diluncurkan, media sosial seperti Reddit dan X (sebelumnya Twitter) dibanjiri oleh keluhan dari para pengguna. Sebuah utas di Reddit berjudul "GPT-5 is horrible" (GPT-5 mengerikan) menjadi viral, mengumpulkan ribuan suara dan komentar yang mengkritik model baru ini. Banyak pengguna merasa GPT-5 tidak memberikan peningkatan yang signifikan, bahkan dalam beberapa kasus, kinerjanya dianggap lebih buruk daripada GPT-4o.

Keluhan utama mencakup:

  • Perubahan "Kepribadian": Pengguna berpendapat bahwa GPT-5 terasa lebih formal dan kaku. Responsnya dianggap "hambar" atau "generik," kehilangan sentuhan personal yang sering ditemukan pada model sebelumnya.

  • Penurunan Kreativitas: Beberapa orang mengeluhkan GPT-5 kurang kreatif, terutama dalam tugas-tugas penulisan yang membutuhkan gaya bahasa yang lebih luwes.

  • Perubahan Aksesibilitas: Khususnya bagi pelanggan berbayar (ChatGPT Plus), peluncuran ini dianggap merugikan karena mereka kehilangan akses ke model-model lama yang andal, seperti GPT-4o.

Respons Cepat OpenAI dan Sam Altman

Menyadari adanya gejolak, CEO OpenAI, Sam Altman, dengan cepat memberikan respons. Melalui unggahan di media sosial, ia mengakui adanya masalah teknis yang terjadi saat peluncuran, termasuk kerusakan pada "autoswitcher" yang menyebabkan GPT-5 tidak berfungsi optimal. Altman juga berjanji untuk membawa kembali GPT-4o bagi pengguna Plus dan meningkatkan batas penggunaan fitur "reasoning" pada GPT-5.

Tidak hanya itu, OpenAI juga mengambil langkah strategis dengan melakukan penyesuaian pada model GPT-5 itu sendiri. Berdasarkan umpan balik pengguna, perusahaan tersebut kini berupaya "melatih" GPT-5 agar responsnya terasa lebih hangat dan bersahabat. Perubahan yang dilakukan memang halus, seperti menambahkan frasa-frasa kecil yang tulus seperti "Good question" (Pertanyaan bagus) atau "Great start" (Awal yang bagus), tanpa membuatnya terasa berlebihan atau menjilat. Tujuannya adalah agar GPT-5 terasa lebih mudah didekati.

Apa yang Sebenarnya Ditawarkan GPT-5?

Terlepas dari kontroversi seputar "kepribadian"nya, GPT-5 sesungguhnya membawa sejumlah peningkatan teknis yang signifikan. Di balik keluhan pengguna, para ahli dan pengembang mengakui bahwa model ini memiliki keunggulan, terutama dalam hal:

  • Akurasi dan Pengurangan Halusinasi: OpenAI mengklaim tingkat kesalahan pada GPT-5 telah turun 45% dibandingkan dengan GPT-4. Model ini juga lebih jarang menghasilkan informasi yang tidak akurat (halusinasi).

  • Kecepatan dan Efisiensi: GPT-5 dirancang untuk merespons lebih cepat. Model ini memiliki sistem perutean yang dapat membedakan pertanyaan mudah dan sulit, sehingga pertanyaan yang sederhana dapat dijawab dengan sangat cepat.

  • Kemampuan Coding dan Penalaran: GPT-5 menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam tugas-tugas pengkodean dan penalaran yang kompleks. Beberapa pengembang bahkan menyebutnya sebagai "PhD-level expert" (ahli setingkat doktor).

Peluncuran GPT-5 ini menjadi pengingat bahwa AI, sekuat apa pun teknologinya, tetap merupakan produk yang harus beradaptasi dengan preferensi pengguna. Di masa depan, seiring dengan semakin terintegrasinya AI dalam kehidupan sehari-hari, "kepribadian" dan interaksi yang lebih "manusiawi" akan menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah model. OpenAI tampaknya menyadari hal ini dan siap melakukan penyesuaian demi memberikan pengalaman yang lebih baik bagi penggunanya.

Buku: AI-Powered Strategic Management

Comments