Finance for Executive - The key points of financial analysis

Beberapa waktu lalu saya mengikuti Great Executive Development Program yang diselanggarakan oleh Telkom bekerjasama dengan PPM Manajemen. Salah satu yang menarik adalah terkait materi finance for executive yang membahas Corporate financial management, Strategic issues and challenges, Formulating corporate financial strategy, Capital management, Investment analysis, Risk mitigation for corporate financial, Strategy & implementation dan Financial report analysis.

Berdasarkan pengalaman saya yang pernah mengemban amanah sebagai direksi di beberapa anak perusahaan BUMN, hal yang terpenting adalah melakukan analisis keuangan, karena dari analisis tersebut kita akan tahu kinerja keuangan, sehat dan tidaknya suatu perusahaan.

Bagi seorang executive tidak harus semua kita kuasai secara detil terkait analisis laporan keuangan, tapi yang poin-poin penting utamanya. Berikut beberapa poin penting yang perlu kita pahami bagi executive terkait analisa laporan keuangan.

Analisa laporan keuangan adalah proses mengambil data dari laporan keuangan suatu perusahaan, menganalisis data tersebut, dan membuat kesimpulan mengenai kinerja keuangan perusahaan tersebut. Analisa laporan keuangan dapat memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pihak lain yang tertarik dengan kinerja keuangan suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam melakukan analisa laporan keuangan:

  1. Menganalisis laporan neraca: Laporan neraca menunjukkan aset, liabilitas, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Dalam menganalisis laporan neraca, perhatikan perubahan dalam jumlah aset dan liabilitas dari tahun ke tahun, serta rasio keuangan seperti rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, dan rasio hutang terhadap modal.
  2. Menganalisis laporan laba rugi: Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dan biaya suatu perusahaan selama periode tertentu. Dalam menganalisis laporan laba rugi, perhatikan perubahan dalam pendapatan dan biaya dari tahun ke tahun, serta rasio keuangan seperti rasio margin laba kotor dan margin laba bersih.
  3. Menganalisis laporan arus kas: Laporan arus kas menunjukkan arus masuk dan keluar kas suatu perusahaan selama periode tertentu. Dalam menganalisis laporan arus kas, perhatikan perubahan dalam arus kas dari tahun ke tahun, serta rasio keuangan seperti rasio arus kas bebas terhadap hutang dan rasio arus kas operasi terhadap pendapatan.
  4. Menganalisis rasio keuangan: Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua atau lebih pos dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Beberapa rasio keuangan yang umum digunakan meliputi rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, rasio hutang terhadap modal, rasio margin laba, dan rasio arus kas.
  5. Membandingkan kinerja dengan perusahaan sejenis: Penting untuk membandingkan kinerja keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan dan kinerja keuangan lainnya dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama.
  6. Membuat kesimpulan: Setelah menganalisis laporan keuangan dan membandingkan kinerja dengan perusahaan sejenis, buat kesimpulan mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan. Kesimpulan ini dapat membantu investor dan kreditor dalam mengambil keputusan investasi atau pemberian kredit.
Berikut adalah beberapa rumus rasio laporan keuangan yang umum digunakan dalam analisis keuangan:

Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)
Rumus: Modal Inti / Aset Risiko Tertimbang (RWA)

Rasio Likuiditas
  1. Rasio Lancar (Current Ratio)
    Rumus: Aset Lancar / Hutang Lancar
  2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
    Rumus: (Aset Lancar - Persediaan) / Hutang Lancar
Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)
Rumus: Total Hutang / Ekuitas

Rasio Margin Laba
  1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
    Rumus: (Pendapatan Kotor - Harga Pokok Penjualan) / Pendapatan Kotor
  2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
    Rumus: Laba Bersih / Pendapatan Total

Rasio Arus Kas
  1. Rasio Arus Kas Bebas Terhadap Hutang (Free Cash Flow to Debt Ratio)
    Rumus: Arus Kas Bebas / Total Hutang
  2. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Pendapatan (Operating Cash Flow to Sales Ratio)
    Rumus: Arus Kas Dari Operasi / Pendapatan

Rumus rasio laporan keuangan dapat bervariasi tergantung pada tujuan dan konteks analisis keuangan yang dilakukan.

Rasio keuangan yang baik atau sehat dapat dinyatakan oleh beberapa hal berikut:
  1. Rasio keuangan yang baik atau sehat dapat dinyatakan oleh beberapa hal berikut:
  2. Rasio keuangan yang stabil dan konsisten dari waktu ke waktu, yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang sehat.
  3. Rasio keuangan yang sesuai dengan standar industri atau sejenis perusahaan lainnya, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar.
  4. Rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, seperti hutang atau pembayaran dividen.
  5. Rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan yang baik dan mempertahankan pertumbuhan jangka panjang.
  6. Rasio keuangan yang menunjukkan manajemen yang baik, termasuk pengelolaan aset, hutang, dan modal yang seimbang dan efektif.
Namun, perlu diingat bahwa tidak ada satu rasio keuangan tunggal yang dapat memberikan gambaran lengkap tentang kinerja keuangan perusahaan. Sebagai gantinya, perlu dilakukan analisis rasio keuangan yang komprehensif dan dibandingkan dengan rasio keuangan industri atau sejenis perusahaan lainnya untuk mengevaluasi kinerja keuangan secara menyeluruh.
Sebagai contoh, berikut adalah beberapa rasio keuangan standar industri telekomunikasi yang umum digunakan:
  1. Rasio Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
    Standar industri telekomunikasi untuk rasio margin laba kotor berkisar antara 40% - 60%, tergantung pada jenis bisnis dan wilayah geografis perusahaan.
  2. Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
    Standar industri telekomunikasi untuk rasio margin laba bersih berkisar antara 5% - 15%, tergantung pada faktor seperti kondisi ekonomi, persaingan, dan regulasi di pasar.
  3. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
    Standar industri telekomunikasi untuk rasio hutang terhadap ekuitas berkisar antara 0,5 - 1,5, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki seimbang antara hutang dan modal.
  4. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Pendapatan (Operating Cash Flow to Sales Ratio)
    Standar industri telekomunikasi untuk rasio arus kas operasi terhadap pendapatan berkisar antara 10% - 20%, yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup dari operasi bisnisnya.
  5. Rasio EBITDA Margin (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization Margin)
    Standar industri telekomunikasi untuk rasio EBITDA margin berkisar antara 25% - 35%, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum biaya bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Perlu diingat bahwa standar rasio keuangan dapat berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti negara, wilayah, ukuran perusahaan, dan jenis bisnis. Oleh karena itu, perbandingan rasio keuangan perusahaan harus dilakukan dengan standar industri atau sejenis perusahaan lainnya yang sebanding.

Comments