Belajar dari Koran The Washington Post - Case Kompas Cetak


Hari Senin kemarin (5/8), kepemilikan koran harian paling populer di Amerika Serikat "The Washington Post" berpindah tangan dari keluarga Graham ke Amazon.com dengan nilai jual 250 juta dollar AS (sekitar Rp. 2,5 trilyun). Apa sebenarnya latar belakang Kelurga Graham yang sudah selama 80 tahun menguasai "The Post" (sebutan The Washington Post) tersebut menjualnya.

Menurut Investor ternama Warren Buffert, pendapatan The Post terus mengalami penurunan hampir mencapai 40% sejak tahun 2008 menjadi 146,2 juta dollar AS tahun 2012. Dan kerugiannya terus membengkak menjadi 53,7 juta dollar AS pada tahun 2012. Keluarga Graham menyerah menghadapi hal tersebut dan memerlukan orang yang mengerti apa yang harus dilakukan.

Saya pikir Amazon.com dengan leadernya Jeff Bezos akan mampu mengatasi permasalahan The Post tersebut, dia adalah pelopor penjualan melalui internet dan pemilik Amazon.com. Dia mengatakan bahwa Internet telah mengubah semua elemen bisnis, masa hidup berita yang lebih singkat, mengikis sumber-sumber pendapatan lama, dan memunculkan beragam persaingan baru. Beberapa di antaranya menanggung sedikit atau hampir tidak ada biaya pengumpulan berita.

Bercermin dari apa yang terjadi pada The Post, langkah yang telah dilakukan oleh Kompas sangatlah tepat, dengan memberikan gratis Kompas Cetak melalui ePaper (Kompas Kiosk) bagi pelanggannya. Ditambah lagi dengan terbitnya ePaper Kompas Siang. Saya sendiri sebagai pelanggan Kompas sangat senang dengan layanan Kompas tersebut.

Kompas ePaper

Sehabis Sholat Subuh, saya biasanya sudah membaca Kompas Cetak tersebut melalui iPad, karena bapak-bapak tukang koran belum sampai ke Rumah. Demikian juga pada saat ini ketika saya mudik lebaran, saya masih tetap bisa menikmati sajian berita mendalam dari Kompas.

Kedepan jika penetrasi internet sudah besar di Indonesia dan orang sudah tidak lagi membaca berita melalui Koran Cetak lagi, maka Kompas akan tetap survive karena basis pembacanya sudah berhasil dialihkan menjadi pembaca Kompas ePaper.

Comments